Politik
adalah kegiatan pengambilan keputusan kolektif untuk kepentingan
bersama. Ditinjau dari makhluk sosial, jelaslah bahwa politik merupakan
kebutuhan bagi setiap manusia. Dari sebuah keluarga kecil, keanggotaan
kelas, hingga negara adalah sebuah kegiatan politik.Politik memerlukan
keterampilan berkomunikasi agar tujuan utama dari hal yang sudah
ditetapkan bersama dapat tercapai. Kegiatan komunikasi yang konvensional
tidak gampang dan tidak efisien untuk dilakukan, apalagi jika kegiatan
politik itu adalah sebuah negara yang mengurus ratusan juta penduduk dan
harus disampaikan dengan cermat. Dari sinilah teknologi informasi
digunakan untuk membantu menyatukan kegiatan politik.
Teknologi Informasi Politik
Untuk
mencapai tujuan maka kegiatan politik memerlukan interaksi. Interaksi
utama sebagai manusia modern adalah komunikasi. Dengan adanya teknologi
informasi maka kegiatan komunikasi akan lebih mudah, cepat, dan efisien.
Hal ini tentu akan memberi kontribusi besar bagi kegiatan politik.
Sayangnya
di hingga saat ini kegiatan politik seringkali terbentur masalah untuk
berhubungan seperti jauhnya jarak antara yang satu dengan yang lainnya,
hingga kegiatan pengarsipan yang kacau dan rumit hingga perkembangan
cita-cita suatu golongan terganggu akibat tercecernya sumber evaluasi.
Padahal hakikat dari politik adalah hubungan antar manusia dengan
kekuatan otoritas untuk mendapatkan satu tujuan, namun jika hubungan itu
tidak dapat dilaksanakan maka sia-sia lah kegiatan politik tersebut.
Kegiatan
politik identik dengan kegiatan kenegaraan yang ruwet dan tidak
menyenangkan. Padahal, tanpa adanya politik maka sistem negara tidak
bisa berjalan. Demokrasi tidak berkumandang. Suara rakyat tidak dapat
direalisasikan. Generalisasi pandangan terhadap politik ini diakibatkan
ketidaknyamanannya bagi masyarakat yang awam terhadap politik. Bagi
Anggota
MPR menggunakan budayanya dan pandangannya sendiri dalam menghadapi
masalah. Mayoritas masyarakat menggunakan pandangan awam untuk
berpendapat. Dikarenakan tidak sinkronnya dalam menyampaikan pendapat
antara wakil rakyat dengan rakyat menyebabkan pendapat yang diajukan
wakil rakyat berbeda dengan yang diinginkan sesungguhnya.
Kacaunya
sistem dan masih primitifnya kegiatan politik di era modern ini
menjadikan kegiatan pembangunan menjadi terpuruk. Komunikasi yang
terkesan satu arah membingungkan masyarakat untuk ikut berkontribusi
kepada pemerintah. Padahal dituangkan di konstitusi bahwa kedaulatan
berada di tangan rakyat, namun dalam realisasinya minim. Bila tidak
ditindaklanjuti maka rakyat dapat menjadi pasif dan sistem demokrasi
tidak berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar